Toraja : Antara tongkonan dan Alang

foto : sharif jimar
Tana toraja terletak di sebelah utara provinsi sulawesi selatan,yang berjarak  lebih kurang sekitar 300 kilometer dari kota makassar yang biasa di tempuh sekitar 8-9 jam dengan kendaraan beroda empat, maupun dengan angkutan umum berupa Bis.

Tana toraja / Toraja mungkin sebuah nama yang tidak asing lagi bagi beberapa golongan khususnya orang-orang yang tinggal di provinsi sulawesi selatan, Dulunya toraja hanya terdiri dari satu kabupaten, namun sekarang sudah mekar menjadi dua kabupaten yaitu, tana toraja yang lebih di kenal sebagai toraja induk dan toraja utara sebagai kabupaten baru.

Daerah yang memiliki semboyan MISA' KADA DI POTUO, PANTAN KADA DI POMATE  ini merupakan sebuah kabupaten dengan kondisi daerah pegunungan dan dingin,yang di huni oleh penduduk yang mayoritas penduduk yang  beragama kristen.

Toraja memang di kenal dengan keunikan dan adat istiadat yang masih kental, ini ditandai dengan proses kegiatan marambu solo yang lebih di kenal dengan pesta kematian. yang di gelar sebagai penghormatan terakhir kepada orang yang meninggal.

Salah satu ciri khas yang menandai daerah ini adalah rumah adat yang lebih dikenal dengan istilah tongkonan.biasanya tongkonan di tandai dengan berdirinya beberapa lumbung padi di sekitar rumah toraja atau tongkonan.

 rumah adat toraja. foto: ruslan samad
Tongkonan merupakan rumah adat toraja yang di bangun secara bergotong-royong dalam sekumpulan yang terdiri dari  kerabat yang memiliki silsilah keluarga secara turun temurun, ciri khas tongkonan ini terletak pada  atap tongkonan yang berbentuk  perahu,  terbuat dari rangkaian bambu yang dilapisi dengan bulu-bulu ijuk. Namun karena modernisasi beberapa  atap tongkonan yang ada sekarang di buat dari bahan atap rumah pada umumnya yaitu seng, pada bagian depan terdapat tanduk yang tersusun dari atas ke bawah mengikuti tiang  bagian tengah tongkonan yang mereka persembahkan  pada acara pesta pemakaman bagi kerabat yang meninggal, selain sebagai tempat tinggal tongkonan juga ditempati sebagai tempat penyimpanan mayat hingga  mayat tersebut  di makamkan, selain itu pula tongkonan juga di gunakan sebagai tempat pertemuan keluarga besar  untuk mengadakan rapat keluarga. Tongkonan yang ada di toraja di bangun sesuai dengan tingkat strata sosial atau kasta masyarakat toraja  yang di tandai dengan berbagai jenis ukir-ukiran yang terdapat pada dinding tongkonan.
lumbung padi /Alang. foto : sharif jimar
pada bagian depan halaman tongkonan di bangun lumbung-lumbung padi,yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan padi, juga berfungsi sebagai tempat berkumpulnya kerabat keluarga pada saat acara,

lumbung biasa juga di sebut Alang bagi masyarakat toraja, atap lumbung ini juga berbentuk perahu,yang terdiri dari empat hingga enam tiang yang bahan bakunya terbuat dari pohon palem atau banga, di bagian depan lumbung terdapat ukiran ayam dan matahari sebagai simbol untuk menyelesaikan perkara, ukiran di setiap dinding luar  berupa babi dan kerbau yang melambangkan kekayaan, dan beberapa ukiran lain yang memenuhi dasar dinding alang  dengan polesan warna hitam untuk warna dasarnya yang mempunyai makna masing-masing.